Alhamdulillah saya dapat rezeki. Entah siapa orang yang memberi. Kami menerimanya dengan senang hati. Ini rezeki dari Sang Ilahi Robbi. Sebagai penghibur diri dari hati dan wajah yang berseri-seri.

Pagi-pagi kami sekeluarga dapat rezeki. Bukan berupa uang. Tapi berupa anak kucing. Jumlahnya ada 4 ekor. Warnanya kuning dan mirip semua wajahnya. Mereka dibuang oleh pemiliknya. Induknya tidak ikut dibuang. Kasihan sekali mereka kelaparan.

Kata ibu Belen tetangga saya, ada 5 ekor jumlahnya. Entahlah kemana 1 ekor lagi. Saya cari-cari di rumah pakde depan rumah. Hanya terdengar suara mengeongnya saja. Kami sudah cari belum ketemu juga. Semoga tidak mati kelaparan.

Kasihan para anak kucing ini. Mereka dipaksa berpisah dengan induknya. Tega benar yang membuang anak-anak kucing ini. Mungkin mereka takut dengan adanya virus kucing yang saat ini melanda kucing di kompleks kami. Jadi banyak orang takut sama kucing.

Awalnya kami tak ingin memelihara keempat ekor anak kucing ini. Tapi hati kami tersentuh oleh mereka. Sebab mereka langsung menurut kepada kami. Dikasih susu dan makanan kucing langsung habis dimakan mereka dengan lahap. Mereka saling berebut menghabiskannya.

Sekarang mereka ketiduran karena kekenyangan. Kami sekeluarga merasa terhibur melihat kelakuan mereka. Anak kucingnya lucu-lucu. Kata bang Darwis tukang bubur, kucingnya kayak kucing Angora blasteran. Kalau dirawat dengan baik akan menjadi kucing yang cantik dan gagah.

Ini menjadi rezeki buat kami sekeluarga. Baru saja anak si putih mati 2 ekor dan anak si pilek mati 3 ekor. Padahal mereka sedang lucu-lucunya. Sempat kami bawa ke Bandung. Mereka tidak nakal selama di Bandung. Makanya sedih sekali ketika mereka mati. Entahlah penyakit apa yang membuatnya mati di depan rumah.

Saya temukan mereka tergeletak di depan rumah. Tubuhnya sudah kaku. Saya langsung mengubur mereka di depan rumah dokter Firdaus. Sedih sekali melihat mereka masuk ke liang lahat. Dulu mereka di atas tanah. Sekarang berada di bawah tanah. Mirip kisah hidup manusia. Kita tinggal menunggu giliran saja. Suatu saat kita akan bgerada di liang lahat. Selembar kain kafan menutupi badan.

Malam ini keempat ekor anak kucing itu tertidur lelap. Tak ada ayah. Tak ada ibu. Mereka seperti anak yatim piatu dan hanya berharap ada manusia baik hati yang merawatnya. Bila anda tertarik bisa diambil di rumah saya. Mau?

Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com