21 HARI DI KOTA XUZHOU

Oleh

FITRA NETTI

            Kenapa bisa ke kota Xuzhou?, mungkin pertanyaan seperti ini dirasa aneh bagi beberapa orang,  karena dianggap pertanyaan yang sepele. Orang bisa ke luar negeri mungkin saja dia memiliki uang yang cukup untuk melancong ke luar negeri, namun tidak dengan saya. Saya dengan beberapa orang lainnya berangkat ke Cina karena prestasi. Saya yakin, bahwa kesempatan saya diberangkatkan ke luar negeri karena diawali oleh  keikutsertaan saya dalam berbagai cabang lomba seperti: lomba inovasi pembelajaran, lomba Olimpiade Guru dan lomba Guru Berprestasi.

Diantara ketiga cabang lomba itu yang paling bergensi adalah lomba guru beprestasi. Lomba guru berpestasi merupakan induk dari kesemua cabang lomba yang dapat diikuti oleh guru.  Alasannya, karena dalam kegiatan lomba guru berprestasi terkumpul semua prestasi-prestasi guru yang pernah diraihnya selama menjalankan tugasnya sebagai guru profesional.  Bukti prestasi yang pernah diraih oleh seorang guru terdokumen dalam porto folio yang dinilai oleh tim juri. Seleksi  lomba guru berprestasi di mulai dari tingkat sekolah sampai tingkat nasional. Seleksinya sangat ketat, mulai dari tingkat kabupaten, peserta sudah menghadapi beberapa tes. Diantaranya; tes tulis, wawancara dan presentasi. Maju ke tingkat provinsi tesnya semakin ketat. Alhamdulillah saya diberi kesempatan oleh Allah untuk menang ditingkat provinsi. Untuk selanjutnya mewakili provinsi Sumatera Barat maju ke tingkat nasional yang diadakan di Jakarta. Di Jakarta saya bertemu dengan 33 orang guru hebat yang mewakili provinsinya masing-masing. Tidak ada rasa persaingan diantara kami, selama menjalani lomba tingkat nasional, yang lebih utama adalah rasa persaudaraan.  Rasa syukur yang kami rasakan karena dipertemukan dengan orang-orang hebat dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Sulit untuk dilupakan kenangan itu.

Pembelajaran yang paling berharga yang saya peroleh sewaktu menjalani lomba adalah indahnya kebersamaan yang terjalin diantara peserta. Tanpa adanya rasa persaingan, namun saling membantu satu sama lainnya di saat membutuhkan. Bertemu saudara baru se Indonesia sulit untuk di lupakan. Kata terakhir yang terucap sesama kami adalah, semoga Allah mempertemukan kita kembali di lain waktu dan kesempatan. Dada terasa sesak saat perpisahan itu datang, selama 8 hari bersama dengan saudara dan keluarga baru dalam suka dan duka bersama. Ya Allah, pertemukan kami kembali dalam waktu dan kesempatan lain.

Walau badan terpisah, namun hubungan silaturahmi kami tetap terjalin melalui media sosial. Saudara dari 34 provinsi se Indonesia, saling berbagi informasi dan ilmu melalui media sosial dalam wadah grup guru berprestasi 2018.

Alhamdullillah ternyata Allah mengijabah doa-doa kami, pada bulan November 2108 kami dipertemukan lagi dalam kegiatan simposium nasional yang diadakan oleh Dikdas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diadakan di Bogor. Lepaslah semua rasa rindu yang terpendam selama 3 bulan sebelumnya. Rasa haru bertemu kembali dengan saudara 34 provinsi sangat berkesan dan tak mudah untuk dilupakan. Kegiatan simposium nasional selama 4 hari rasanya belum cukup untuk kami bisa menimba ilmu dari nara sumber, namun kegiatan tersebut sudah harus berakhir karena berjalan sesuai dengan programnya. Di akhir kegiatan kami juga berdoa, semoga Allah mempertemukan kami kembali di lain kesempatan.

Sekitar pertengahan bulan Februari 2019, saya melihat ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal di handpone saya.  Panggilan tersebut tidak sempat terangkat oleh saya karena saat iru saya sedang mengajar di kelas.  Karena sudah beberapa kali panggilan masuk, saya penasaran. Akhirnya selesai mengajar saya coba telepon balik ke nomor yang tadi, namun belum tersambung. Karena masih penasaran maka saya coba kirim SMS (pesan singkat), dengan kata-kata seperti ini; maaf ini nomor siapa?, tadi saya lagi mengajar jadi tidak terangkat. Tak lama kemudian SMS saya di balas, katanya; kami dari kementerian pendidikan, dan beliau menyebutkan namanya. Bisakah ibu telepon saya?,  karena dari tadi saya hubungi ibu susah sekali tersambung. Begitulah percakapan kami melalui SMS. Akhirnya saya menghubungi beliau untuk mengetahui informasi berikutnya. Saya sangat kaget saat beliau bertanya; apakah ibu sudah pernah mendapatkan pelatihan ke luar negeri?, dengan polos saya menjawab bahwa saya belum pernah mendapatkan kesempatan pelatihan ke luar negeri. Kemudian beliau memberikan kabar gembira, ibu sekarang mendapat kesempatan untuk pelatihan ke luar negeri, tetapi tanggal pelaksanaan dan negara tujuan menyusul informasi kami berikutnya. Silakan urus pasport  dari sekarang, begitulah informasi yang saya terima siang itu. Alhamdulillah Ya Allah saya di berikan kesempatan untuk pelatihan ke luar negeri, mendengarkan informasi tersebut perasaan ini sangat senang dan bahagia, karena tak terbayangkan selama ini bisa berangkat ke luar negeri. Terima kasih Ya Allah.

Seminggu kemudian surat undagan untuk  kegiatan pre departure saya terima melalui email pribadi, pada pertengahan bulan Februari 2018. Segala  persyaratan yang diperlukan sudah saya persiapkan jauh-jauh hari.  Selasa, tanggal 27 Februari 2019 seluruh peserta diklat yang diundang sudah berdatangan ke Jakarta, tepatnya di Marc Hotel Passer Baroe, Jl. Pintu Air V No. 35, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Setelah sampai di tempat kegiatan yang dimaksud, saya langsung  chekck in dan registrasi yang dimulai jam 12.00 sampai dengan 15.00 WIB.

Setelah kegiatan registrasi dan cheek in sekitar jam 13.00 WIB, kami disuruh bersiap-siap untuk diberangkatkan menuju  gedung A insan berprestasi Kemendikbud  untuk menghadiri kegiatan pelepasan peserta diklat ke luar Negeri  oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam sambutannya  Menteri Pendidikan  mengatakan bahwa  Pemerintah akan mengirim 1200 orang guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah ke luar Negeri. Ada 12 negara yang menjadi tujuan kegiatan pelatihan. Pada tahap pertama ini peserta diklat akan di sebarkan ke Negara  Cina, Belanda, Australia, Thailand, dan Jepang.

Pelepasan program pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan ke luar negeri Tahun 2019 oleh Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. di Gedung A Kemdikbud Jakarta pada Rabu, 27 Februari 2019 Pukul 15.00 WIB. Semua peserta diklat ke berbagai negara berkumpul dan dilepas oleh Bapak Muhajir. Peserta pelatihan ke Cina sebanyak 150 guru berprestasi dan berdedikasi dari semua jenjang mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan Sekolah Kejuruaan.

                                 

Pada malam harinya acara pembukaan oleh Direktur PG Dikdas, Bapak Dr. Praptono, M.Ed.  Bapak Praptono berpesan agar peserta menjaga etika ketika di negeri orang lain. Kerja keras, disiplin, dan pantang menyerah harus dimiliki dalam jiwa peserta. Program ini diharapkan dapat menambah wawasan guru terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Pelatihan ini diikuti oleh 50 guru. Pusat pelatihan di Universitas Jiangsu, Republik Rakyat Tiongkok, pemerintah mengapresiasi guru yang telah mendedikasikan dirinya dalam pengabdian kepada negara melalui jalur pendidikan. Selesainya kegiatan, peserta diminta mendiseminasikan ilmu yang telah diperoleh di daerah masing-masing. Jiangsu adalah kota yang indah, penduduknya ramah, daerahnya bersih, dan nyaman untuk belajar. Peserta harus memanfaatkan program ini sebagai sarana menambah ilmu dan rekreasi.

Setelah itu  penjelasan umum oleh Kasubdit PKK  Ibu Dr.Elvira, S.H.,M.H. Penjelasan Umum yang dijelaskan adalah terkait dengan pelaksanaan Pre-departure atau pembekalan selama 4 hari.  Beliau menambahkan bahwa peserta yang terpilih harus memanfatkan kegiatan ini sebaik-baiknya, jangan melewatkan momen apapun. Eksplorlah segala ilmu yang ada di sana.

Penjelasan teknis terkait pelaksanaan kegiatan Pre-departure disampaikan oleh Kasi Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, ibu Neneng Heryati, M.Mgt.  Peserta diminta membuat jurnal harian, mingguan, dan laporan mulai pre-departure, diklat dan post-departure. Menulis semua input yang didapat dalam pembelajaran dan kegiatan visitasi selama di pre, do, post. Lalu membuat RTL di sekolah masing-masing.  Output yang diharapkan adalah kreativitas dan inovasi dalam plan, do, dan evaluasi. Tulis kebiasaan, dosen, siswa, sekolah, karakter, habituasi di Cina.

Kamis, 28 Februari 2019 peserta diklat diberikan materi tentang penjelasan terkait pelatihan Guru di Luar Negeri  yang diberikan oleh bapak Agus Mutohar,Ph.D. (Perwakilan dari Perguruan Tinggi Penyelenggara di Cina). Materi yang diberikan sangat berharga sekali, karena sehubungan dengan kesiapan peserta untuk tinggal di luar negeri. Dalam slide beliau menjelaskan tempat kegiatan, tempat penginapan dan karakter dari masyarakat Negara yang dituju. Mulai dari hal yang sekecil-kecilnya sampai hal yang bersifat formal.

Kami diberitahu juga apa yang boleh dibawa dan tidak boleh. Apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di luar negeri. Beliau mengingatkan agar semua peserta selalu menjaga attitude selama pelatihan. Jangan sampai membuat malu Indonesia. Program pelatihan ini adalah two-way exchange, learning by reflection, varied inputs, STEM ke pelajaran yang diampu, dan networking. Tata cara pengisian form di luar negeri. Selesai sesi pertama pada siang hari, maka pada sesi kedua pada malam harinya dilanjutkan dengan tanya jawab terkait dengan keberadaan peserta diklat nantinya di luar negeri.

Pagi Sabtu, 2 Maret 2019 peserta diklat ke luar negeri dibebaskan dengan materi, karena dari pagi sampai sore kegiatan hanya diisi dengan persiapan keberangkatan ke luar negeri. Segala administrasi dan kelengkapan yang akan dibawa oleh peserta di cek satu persatu agar tidak ada yang tertinggal. Peserta pelatihan berangkat dari Marc Hotel Passer Baroe pukul 19.00 WIB menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta. Sampai di Bandara Pukul 20.30 WIB lalu berfoto bersama Dirjen GTK, Bapak Praptono, bergiliran dengan peserta diklat ke Belanda. Lalu peserta menuju tempat pengurusan tiket. Setelah itu menuju tempat imigrasi untuk mengecek barang bawaan dan paspor-visa.

Pukul 00.10 WIB dini hari  sudah masuk tanggal 3 Maret 2019 kami take- off menuju Bandara Hongkong dan landing pukul 05.00 waktu Hongkong menggunakan pesawat Cathay Pasific. Kami transit selama tiga jam karena harus menunggu   pesawat Cathay Dragon Air. Kami memanfaatkan waktu untuk berfoto dan shalat subuh.

Setelah jam 10.45 waktu Hongkong, kami segera memasuki pesawat untuk segera take- off menuju bandara Nanjing Airport. Perjalanan dari Hongkong menuju Nanjing Airport memakan waktu sekitar  2,5  jam.  Pukul 13.00 waktu Nanjing kami telah landing dengan selamat. Sampai di bandara Nanjing kami telah ditunggu oleh 4 orang mahasiswa pendamping utusan dari CUMT (Cina University of Mining and Technology).

Kota Nanjing belumlah tujuan akhir dari perjalanan kami. Dari Nanjing sampai ke kota tujuan Xuzhou memerlukan waktu lebih kuarng 6 jam dengan menggunakan Bus. Kalau dengan menggunakan kereta api cepat dapat ditempuh dalam waktu 2 jam, namun lebih ribet ketimbang menggunakan Bus. Dari stasiun kereta api di Xuzhou sampai ke kampus CUMT ditempuh dalam waktu 45 menit. Karena dengan pertimbangan yang sangat baik, maka kami diajak naik Bus yang telah disiapkan oleh  pendamping dari CUMT. Perjalanan yang cukup melelahkan namun  kami lewati dengan penuh kegembiraan dengan teman-teman. Tidak mimpi lagi, kami telah selamat sampai di Negara Cina. Suhu udara yang diringi angin kencang membuat tubuh saya terasa menggigil dengan kuatnya. Terlihat di HP saya suhu saat itu 30C, wah cukup dingin jika dibandingkan dengan di Indonesia.

 Di sepanjang perjalanan selama lebih kurang 6 jam, saya melihat ke kanan dan ke kiri dari dalam Bus, terlihat pohon-pohon gersang tanpa daun. Ternyata musim dingin membuat sebagian besar pohon-pohon menggugurkan daunnya. Di sana sini terlihat gersang. Di dalam kebun terlihat gundukan tanah yang dihiasi dengan berbagai jenis bunga. Saya bertanya apa itu?, teman di samping saya duduk juga tidak paham dengan itu. Dengan penuh tanda tanya saya pendam pertanyaan itu, saya yakin selama berada di Cina pasti saya akan temui jawaban atas kebingungan itu.

Matahari berangsur hilang dari pandangan saya, ini menandakan hari sudah menjelang malam. Tak terasa sekitar jam 20.00 waktu Cina kami sampai di Dorminotory kampus CUMT. Kami disambut hangat dengan hidangan makan malam yang porsinya sangat mengejutkan, porsi jumbo. Setelah makan malam, saya dan teman-teman melakukan registrasi untuk kamar yang akan ditempati. Saya dikasih kamar di lantai 2 yaitu kamar 23027. Ingin cepat-cepat masuk ke kamar karena tak tahan dingin dan cepat mau istirahat.

Pelaksanaan pelatihan dimulai dari tanggal 4 Maret 2019 sampai dengan 24 Maret 2019. Berbagai materi dan peradaban kami pelajari di Xuzhou. Mulai dari tata cara minum teh, cara membuat kaligrafi Cina, belajar bahasa Cina, berkunjung ke tempat-tempat sejarah, berkunjung ke sekolah-sekolah untuk mempelajari STEAM  secara langsung dari tingkat SD, SMP, dan SMA, berkunjung ke industry dan pembuatan robot, dan tidak kalah pentingnya kami dibawa refresing ke objek-objek wisata yang ada di sana.

Tanpa terasa dengan banyaknya kegiatan yang kami lakukan selama di Xuzhou, maka 24 Maret 2019 Sekitar jam 06.00, kami sudah diantar menuju stasiun kereta api cepat untuk menuju bandara Nanjing. Jam 13.55 siangnya kami sudah berangkat dari Nanjing menunju Hongkong. Kami harus transit dulu di  Hongkong sebelum menuju Jakarta. Dari bandara Hongkong kami diberangkatkan sekitar jam 19.00  dan sampai di bandara Cengkareng – Jakarta sekitar jam 23.30 WIB. Karena lama menunggu bagasi, maka kami sampai di Menara Peninsula Hotel sudah jam 01.30 WIB.

Senin, 25 Maret 2019 kami sudah sarapan di Menara Peninsula Hotel, kegiatan berikutnya adalah Post departure. Selama Post departure kegiatan yang dilaksanakan adalah: 1) finalisasi laporan akhir individu dan kelompok, 2) refleksi, dan rencana tindak lanjut hasil pelatihan. Kami disibukkan oleh kegiatan finalisasi laporan kegiatan diklat selama di Cina setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan laporannya.  Keesokan harinya tanggal 26 Maret 2019, seluruh peserta sudah diizinkan untuk kembali ke daerah masing-masing. Check out Hotel berakhir jam 12.00 WIB.

Itulah pengalaman yang saya peroleh dengan kawan-kawan selama di Cina, kami bertekad semoga ilmu yang kami dapatkan selama belajar di Cina dapat kami terapkan di Negara tercinta.

Propfil Penulis:

Nama : Fitra Netti, M.Pd

Tempat Tugas: SMPN 1 Candung

Email: fitranetti.cdg@gnail.com

Karya yang pernah di tulis: PTK, Artikel, dan Buku.

Judul Buku yang  sudah ISBN:  1). Prestasi Bukan Hadiah, 2). Pengembangan Media Pembelajaran Sederhana IPA SMP, 3) Penerapan Model Cycle Learning 5E Dalam Pembelajatan IPA, 4) Penerapan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran IPA, 5) Fakta Sains Dalam Al-Quran,  dan 6) Smile At The End Her Time, 7), 21 Hari Menapak di Negara Tirai Bambu, Kok Bisa? dan 8) Covid -19 dan Problematikanya.

Pengalaman Organisasi: ketua MGMP IPA, Pengelola dan Editor Jurnal Agupena Sumatera Barat, dan Pengelola Jurnal Dinas Pendidikan Kab. Agam