Pagi ini saya menyaksikan siaran ulang peluncuran buku Penjelajah Mimpi karya Budiman Hakim.

Sebuah karya tulis yang sangat luar biasa. Sebuah novel yang dibuat dengan cara yang tidak biasa.

Inilah buku yang wajib anda baca. Kisahnya membuat anda menjelajahi mimpi yang bukan mimpi sembarangan.

Potongan cerita yang baik dengan spesial moment mampu dituliskan dengan baik. Ekspresi tulisannya harus terjaga dan mampu menggugah emosi pembaca. Itulah cara Tuhan yang membuatnya menulis.

Saya mencoba memahami dan mencerna dengan cermat apa yang disampaikan Budiman Hakim. Orangnya suka humor dan membuat Anda bisa tertawa terbahak-bahak dari tulisannya.

Di awal acara beliau mengatakan bukan adik kandung Chappy Hakim. Para penonton dibuatnya percaya. Untunglah kakaknya yang menjadi pembahas bukunya meluruskan bahwa Budiman Hakim adalah benar adik kandungnya.

Saya sempat terkecoh dengan pernyataan Ombud. Panggilan akrab saya untuk Budiman Hakim. Kami bertemu karena sama-sama menulis di Kompasiana. Semenjak itu saya semakin akrab dengan beliau.

Moderator acara ini juga keren. Saya kenal Kang Asep Herna sebagai seorang hypnoteraphis yang mumpuni. Anda bisa tersirep atau terhipnotis dengan ucapannya yang begitu menggoda.

Terus terang saya belum membaca buku ini. Tapi, dengan adanya acara peluncuran buku penjelajah Mimpi, saya menjadi tertarik membelinya. Bahkan saya perlu memborong nya untuk saya bagikan kepada 10.000 orang guru motivator literasi digital Indonesia. Semoga ada sponsor yang membantu mimpi saya ini.

Buku novel ini ada beberapa setting. Lebih dari 15 buku sudah Budiman Hakim terbitkan. Pengalaman yang tidak biasa dari beliau membuat buku ini unik dan menarik. Saat di halaman rumah ada settingannya, saat dipantai ada settingannya. Dan Hampir semua tempat yang dituliskan Budiman Hakim bisa dibawa ke layar kaca. Sutradara film harus mampu menghadirkan setting ceritanya yang memukau penontonnya.

Saya menyesal tidak bisa mengikuti acara ini secara langsung kemarin. Saya tertidur pulas setelah mengikuti berbagai rapat dan webinar. Mata ini sudah tidak bisa diajak kompromi. Masuk ke dunia mimpi adalah pilihan yang tidak bisa saya hindari.

Dalam mimpi saya bertemu Ombud. Saya dimasakin Indomie telor dan diberi segelas teh hangat. Anehnya, rasa Indomie yang dibuatnya tidak biasa. Rasanya lezat sekali. Membuat saya ingin nambah lagi. Namun saya tak berani. Sebab malu mengatakannya.

Itulah buku yang ditulis Ombud. Pembaca dibuat ketagihan untuk membaca buku lainnya. Seperti buku si muka jelek, Sex after Dugem, dan Go West and Gowes! Dll yang belum sempat saya baca.

Buku Budiman Hakim seringkali mengecoh pembaca. Kegagalan pembaca menebak ending sebuah cerita adalah keberhasilan penulisnya.

Bagi Ombud, dunia adalah sebuah bioskop besar. Manusia adalah aktor dan artis pilihan Tuhan. Konflik adalah pilihan sehari-hari yang dikemas dari pengalaman penulis novelnya. Ombud berhasil meracik petikan persoalan menjadi guyonan segar yang membuat kita tersentak dan berpikir hal-hal remeh ternyata adalah pertanda bagi sesuatu yang jauh lebih besar.

Menjadi penulis adalah jalan hidupnya. Kelas menulisnya selalu saya ikuti. Pelatihannya bayar seikhlasnya. Itulah yang membuat saya tertarik bergabung di kelas the writer.

Sebenarnya saya ingin banyak menulis tentang peluncuran buku penjelajah Mimpi ini. Tapi, saya khawatir anda nanti tidak membuka rekaman acaranya di YouTube.

Pesan saya hanya satu saja. Belilah buku Penjelajah Mimpi. Anda bisa memesannya lewat kak Davina di Wa 08118774466.

Saya sellau ingat pesan Ombud. “Sebelum mati buatlah minimal 1 buku”

Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com