buku terbaru Omjay

Winter Memories in Xuzhou

Sebuah Pengantar

Pendidikan melahirkan keyakinan. Keyakinan melahirkan harapan. Harapan melahirkan perdamaian.

*Konfusius*

 

Kupijakkan kaki di Xuzhou

Dalam balutan salju yang menusuk tulang-belulang

Melangkah menuju balai pertemuan megah nan indah

Mengukir sejarah dengan tinta emas

Meraup ilmu seluas cakrawala bebas

Memanjakan mata dengan lukisan Ilahi

Menatap kedigdayaan peradaban tiada ternilai

Semua terbingkai dalam ingatan diri

Menjadi refleksi syarat nilai

Bertajuk Winter memories in Xuzhou

                                                       Nani Nurcahyani

Xuzhou merupakan kota paling kuno di Provinsi Jiangsu, berada di Tiongkok Timur, menyimpan sejuta keajaiban bagi para pemburu sejarah dan surga dunia. Peradaban yang tetap terjaga dan keindahan alam yang memanjakan mata akan membuat siapa saja yang berkunjung ke sana pastinya ingin kembali. Tetapi, bagi saya Indonesia tetap surga yang kurindukan. Tentunya itu juga yang mungkin dirasakan Bapak Wijaya Kusumah yang lebih dikenal dengan panggilan “Omjay” saat mengikuti Training Program in China for Excellent Teachers and Principals of MOEC Republic of Indonesia selama 21 hari. Xuzhou menyimpan banyak kenangan tak terlupakan bagi Omjay dan 49 guru berprestasi dan berdedikasi lainnya.

Sosok Omjay terkenal lewat dunia maya sebagai “Blogger Ternama Indonesia”.  Sungguh kebanggaan tersendiri ketika beliau chating whatsapp secara pribadi kepada saya untuk memberikan pengantar buku beliau yang pastinya akan membawa pembaca larut dalam suasana yang dibangun dalam buku ini. Awalnya, bingung mau menulis apa, saya hanyalah guru biasa yang secara kebetulan dipertemukan oleh Allah SWT dalam kegiatan short course STEM dan HOTS di China selama 21 hari. Sosok beliau yang humble, ceria, dan penuh semangat membuat teman-teman mudah menjalin persahabatan meskipun baru kenal. Persahabatan di kampus China University of Mining and Technologi di Kota Xuzhou yang selalu terukir di sanubari.

Pijakan kaki pertama di Negeri Tirai Bambu disambut musim dingin yang begitu memesona bak menikmati serial drama Korea. Pijakan yang menjadi sejarah bagi Omjay dan kawan-kawan dalam menuntut ilmu di China. Ilmu ibarat cahaya bagi manusia yang harus ditindaklanjuti agar bermanfaat. Begitu pun Omjay yang telah menuangkan pengalamannya mengikuti short course di China dalam buku “Buku Berburu Ilmu di Negeri Panda yang Lucu” dalam bentuk narasi ringan hingga pembaca mampu menangkap makna yang ingin disampaikan.

Mendengar kata China, tentunya kita teringat dengan hadist Nabi yang berbunyi “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China”. Ada beberapa hal yang dapat dipelajari dan dijadikan refleksi sehingga dapat menambah wawasan dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Pertama, inovasi. China identik dengan produk-produk imitasi. Pemerintah China mengirim putra-putri terbaiknya untuk menuntut ilmu di negara maju dan sekembalinya dari studi tersebut diharapkan membuat inovasi yang sama bahkan lebih bagus dari yang mereka pelajari dengan teknik imitasi. Tentunya harganya lebih murah. Tak heran, jika pasar produk elektronik di Indonesia dikuasai China. Bahkan, China memiliki pusat inovasi IUIA yang bekerja sama dengan sekolah mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi untuk menemukan bibit unggul dalam bidang robotik.

Kedua, budaya dan ajaran Konfusiusme. China begitu menjunjung tinggi budaya yang dimiliki. Rasa memiliki tersebut betul-betul mengakar pada diri mereka. China memiliki budaya minum teh untuk menyambut tamu-tamu negara. Budaya di China menunjukkan bahwa gaya rambut seseorang menengtukan status pernikahan. Ada juga festival menyambut tahun baru Imlek yang diisi dengan kegiatan pementasan dan dan karnaval budaya untuk meramaikannya. Selain itu, masyarakat China juga mengikuti ajaran Konfusius, sang Filusuf Besar, yang begitu diagungkan masyarakat China. Ada penjelasan lebih rinci tentang ajaran Konfusius dalam buku ini. Ini sepenggal kutipan dalam buku ini.

Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antar-manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.

Ketiga, bahasa. Bahasa China digunakan oleh 90% penduduk China. Dalam acara apapun, pejabat maupun masyarakat China menggunakan bahasa China. Ketika mengikuti acara pembukaan short course pun, mereka tetap menggunakan bahasa China disertai translator bahasa Indonesia dan Inggris. Mereka begitu mengagungkan bahasa mereka. Karena bahasa adalah jati diri bangsa. Kita harus banyak belajar dari mereka, bangga terhadap Bahasa Indonesia. Mari, bangga gunakan bahasa Indonesia dalam moment nasional dan internasional.

Keempat, karakter. Penanaman karakter sejak dini diterapkan di China. Dapat dilihat ketika siswa antre masuk kelas, diskusi, naik bus, menaruh sepatu, menyapa tamu, menghargai pahlawan, dan lainnya. Tak ada yang berebut. Mereka tahu posisi mereka. Tak heran jika di China minim tindakan korupsi. Karakter sudah dibentuk dari kecil.

Kelima, destinasi wisata. Bagi para pemburu surga dunia, China perlu dikunjungi. Ada banyak destinasi wisata yaitu danau alami dan buatan, seperti Yunlong Lake, Pan’an Lake, Danlong lake; Han Tomb Scenic Area; Konfusius Temple; The Gtreat Wall; Forbidden City; dan masih banyak lagi destinasi wisata lainnya yang akan memanjakan mata. Semua destinasi wisata tersebut dijaga dan dirawat dengan baik.

Itulah sekelumit Winter Memories in Xuzhou. Sebenarnya masih banyak kupasan lainnya, untuk lebih lengkapnya silakan baca buku ini hingga selesai. Jangan pernah lewatkan keseruan Omjay dan 49 guru hebat Indonesia lainnya tiap lembar demi lembar buku ini. Semoga buku ini dapat menambah khasanah dan wawasan kita, serta menjadikan refleksi untuk pembelajaran dan penanaman karakter murid di Indonesia.

Di akhir goresan ini, izinkan saya mengucapkan selamat dan sukses atas terbitnya buku ini kepada Omjay sang blogger.

Makan tomat dicampur tahu,

Semoga Omjay sehat dan sukses selalu.

 

#Nani Nurcahyani

#SMPN 1 Tumpang Kabupaten Malang

Fb : Nani Bilqish

Ig : @pelangi1717

YT : Pelangi 1717

Blog : www.pelangi1717.com

16 thoughts on “Winter Memories in Xuzhou

  1. Tulisan yang menarik dan memberikan motivasi kepada saya agar bisa menulis berdasarkan penelitian atau survey ke lokasi yang akan dituliskan

  2. Tulisan tulisan OmJay sangat bagus membuat saya termotivasi untuk menulis.
    Sebelum mengenal OmJay saya sangat malas mengikuti webinar tetapi setelah pertama kali mengikuti webinar tentang public speaking to teacher saya jadi bersemangat.
    Saya tertarik dengan tulisan-tulisan OmJay dan saya ingin menjadi penulis.

  3. Alhamdulillah bisa pergi ke Cina hanya dengan membaca sekilas dari blog Omjay. Tulisannya luar biasa membawa saya serasa di negeri tirai bambu. Sehat selalu Omjay dan matursuwun cerita dan ilmunya

Comments are closed.