Bersyukur bisa menyimak pengalaman menulis buku dari seorang ibu guru hebat dan tangguh, Ibu Salamah. Beliau mengajar di SD N 2 Wonosobo, Jawa Tengah. Selain mengajar, ia adalah mentor CPNS dan psikotest. Ia diangkat PNS pada tahun 2010.

Berawal pada tahun 2011, ketika uji kompetensi guru baru akan dimulai. Ketika itu ia diminta oleh teman-teman guru yang sudah sepuh, untuk mengajari mereka cara menaklukkan soal-soal uji kompetensi awal. Apa yang diberikan kepada ibu-ibu guru senior itu ia tulis. Ya, hanya menulis. Ibu Salamah belum mengenal penerbit. Hingga akhirnya terpikir olehnya untuk menulis buku. Ia mulai mencari penerbit. Namun, apa yang dicari tidak didapatkannya. Di tengah keputusasaan, di facebook ada seorang editor sebuah penerbit mayor di Indonesia. Ibu Salamah iseng-iseng menyapa di inbox. Tak diduga editor itu membalas. Sejak saat itu terjadi komunikasi yang baik dengan sang editor.

Tahun 2011,  buku Uji Kompetensi Awal ia tulis. Kala itu, di daerahnya tidak ada satu pun guru yang menulis. Anggapan mereka bahwa menulis itu tidak penting. Banyak yang memandang miring terhadap Bu Salamah karena menulis buku. Menulis buku dianggap tidak penting dan tidak layak bagi guru. Namun, justru bukunya laku keras saat itu.

Pada tahun 2012 uji kompetensi guru mulai diadakan. Dia mulai menulis buku uji kompetensi guru. Sumber materinya berasal dari sebuah ilham. Ia mengarang sendiri dengan mengkira-kira materinya. Ia berpikir yang ditanyakan mungkin hal pedagogik dan profesionalisme guru. Dia mencari silabus untuk dipelajari sebagai sumber tulisannya. Dari sana materi dikembangkan. Menulis buku uji kompetensi guru itu ternyata sangat sulit. Ia harus mencocokkan silabus, antara KD, indikator, tujuan, dan lain-lain. Menyelesaikan satu soal saja terkadang bisa sampe 4 jam. Buku itu benar-benar membuatnya menangis dan terharu.

Namun hal buruk menimpanya setelah melalui sederet kesulitan dalam menuntaskan bukunya. Di sebuah fotocopy ia mendapati bukunya difotocopy ratusan exemplar oleh seorang guru, kawanya sendiri. Dari buku itu ia hanya mendapat royalty selama 6 bulan. Cuma Rp 700.000. Yang disesali bukan besarnya royalty, tetapi bukunya yang difotocopy. Padahal harganya cuma Rp 55.000. Dia cuma mendapat 10 % dari penjualan, dan harus dipotong pph 15%. Sangat tidak sebanding. Namun hal itu tidak membuatnya terpuruk, justru dia ingin menggerakkan mental agar orang menghargai sebuah karya. Saat itu belum ada guru menulis. Belum ada aturan menulis buku untuk naik pangkat. Sehingga anggapan saat itu untuk apa menulis buku.

Bu Salamah mengadukan yang terjadi kepada kepala dinas dengan membawa bukti bahwa bukunya difotocopy. Saat itu ia baru 2 tahun menjadi PNS. Dia mendapat apresiasi dari kepala dinas. Seharusnya guru muda disuport, bukan dijatuhkan karyanya.

Hikmah setelah kejadian itu ia diundang kemana-mana sebagai nara sumber UKG. Berkah dari buku itu ia mendapat uang lebih banyak sebagai nara sumber. Sejak itu ia semakin cinta menulis dan mencintai tulisannya. Terutama postingan tulisannya di instastory. Ia banyak menulis quote yang  tiap harinya dilihat oleh 600-700 orang. Quotenya terutama tentang motivasi, kegundahan, keterpurukan, bagaimana harus bangkit, dsb. Dia mulai menulis buku yang banyak menghasilkan uang. Semua berjalan di luar kendali otaknya, di luar ekspektasi dan dugaannya. Ia mendapatkan itu dari buah berpikir dan kegigihannya. Ia tidak pernah surut langkah untuk tujuan yang ingin ia capai.

Buku fenomenalnya dibuat pada tahun 2015. Ketika itu ia divonis tidak bisa hamil oleh dokter. Tapi ia tidak percaya. Ia tetap berusaha bagaimana untuk bisa hamil. Satu-satunya cara adalah dengan bayi tabung. Dia tidak tahu bagaimana mendapatkan biayanya, sementara gajinya hanya Rp 2 juta per bulan.

Alhasil, dia menulis buku Drilling Psikotest. Buku itu diterbitkan pada bulan Agustus 2015. Pada Oktober 2015 buku itu  laku 2000 exemplar. Hanya dalam waktu 2 bulan langsung mendapat predikat best seller. Mengapa bisa sefenomenal itu? Karena ia percaya, bahwa Allah yang telah menetapkan. Walaupun mengalami keterpurukan, kesakitan, serta hal-hal teburuk, tapi ia tetap semangat, tidak putus asa, tidak pernah marah, baik kepada manusia maupun kepada Allah. Bukunya mulai menghasilkan pundi-pundi uang yang banyak untuk digunakan dalam hidupnya. Ia tidak lagi mengajukan proposal ke penerbit, justru penerbit yang menghubunginya, memberinya tawaran menulis buku. Dan, ia selalu siap, hingga sekarang.

Dari buku Drilling Psikotest, dia menghasilkan manfaat yang banyak sekali. Dia menjadi mentor psikotest. Tiap hari orang datang ke rumahnya. Dia bekerja di sekolah dari pagi s.d jam 4 sore. Di rumah membimbing psikotest CPNS dari jam 5 s.d 10 malam. Jam 11 baru mengurus keluarga dan lainnya. Di musim pembukaan CPNS, ia harus kerja keras membuat soal, menetapkan prediksi soal, dll. Mulai tahun 2015, banyak orang yang ia loloskan menjadi CPNS. Tahun 2018 banyak yang ikut bimbingan psikotest CPNS di tempatnya. Pada tahun 2019,  98% orang yang ikut bimbingannya lolos CPNS dan separoh lebih mengikuti SKB. Saat ini ada 25 guru SD yang siap ikut test SKB.

Dari royalty bukunya, ia bisa mengobati anak bayi tabungnya yang divonis menderita kista di otak. Dengan biaya ratusan juta, bisa berobat operasi berkali-kali, bisa menghidupi keluarga dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya.

Di sekolah tempatnya mengajar, ia mendongkrak prestasi anak didiknya. Di antaranya juara 2 OSN IPA murid SD tingkat nasional, juara pidato tingkat nasional, juara I Tari tingkat provinsi, membimbing menulis anak SD hingga menerbitkan buku. Ia juga membuat karya inovatif membuat kincir air dari barang bekas dan dilombakan. Juga sebuah karya fenomenal musik pembelajaran tentang pahlawan. Ia berkolaborasi dengan mahasiswa UNY jurusan musik membuat musik pembelajaran, juga video pembelajaran lainnya. Di kelas, banyak alat peraga atau media pembelajaran yang dibuatnya sendiri. Di bidang karya anak, muridnya mengikuti lomba apoteker cilik tingkat dunia dalam peringatan hari Farmasi Indonesia (untuk menyimak, googling di AAI atau Asosiasi Apoteker Indonesia). Dia tidak suka bercerita tentang sebanyak apa prestasinya, tapi dia lebih suka bercerita bagaimana dia jatuh dan terpuruk hingga dapat memotivasi orang lain.

Tentang tips dan trik supaya bisa lolos SKB CPNS, Bu Salamah dengan senang hati melayani mentoring bagi peserta belajar menulis di grup WA.

Dalam setiap menulis buku, Bu Salamah memperoleh inspirasi bisa dari mana saja. Khusus buku mayor inspirasinya dari kebutuhan pembaca (market oriented).

Cita-cita Ibu Salamah ingin menulis lebih banyak buku sampai akhir hayatnya. Warisan buku akan menginspirasi anak-anaknya. Baginya, dunia bisa berubah seiring perkembangan zaman dan teknologi. Hanya ada satu yang tidak bisa berubah yaitu diri kita sendiri. Maka dari itu mulailah berkarya untuk diri sendiri dan untuk anak cucu.

Setiap buku memiliki cita rasa sendiri. Setiap buku juga punya cerita sendiri. Dari sekian banyak, ada satu bukunya yang menjadi referensi universitas yaitu buku Strategi Pembelajaran. Buku itu hasil kolaborasi dengan seorang rektor dan guru besar, Prof. Komaedi. Buku itu yang paling membanggakannya, karena ia bersanding menulis buku dengan seorang profesor, rektor dan guru besar.

Pada Desember 2018, dia mendapat penghargaan dari pak Jokowi sebagai pemecah rekor guru penulis nasional. Dia duduk tepat di belakang pak Jokowi. Ketika pak Muhajir lewat membawa bukunya, ia minta berfoto dengan menteri pendidikan itu. Ia begitu senang melihat bukunya dipegang pak menteri

Di mata ibu guru tangguh ini, yang paling berkesan adalah ketika karyanya dihargai, dan yang menyedihkan bila karyanya dipotocopy atau dijual murah. Seperti nasib buku CPNS yang terakhir ada di sebuah pasar di Jogya dijual hanya Rp 40.000 dan diproduksi ribuan eksemplar. Padahal harga sebenarnya Rp 150.000. Ini contoh tidak adanya penghargaan terhadap sebuah karya. Buku CPNS itu buku favoritnya, karena menghasilkan uang ratusan juta rupiah baginya. Buku itu baru dirilis pada bulan Juli 2019 dan sudah laku 4650 exemplar lebih dalam jangka waktu kurang lebih 6 bulan. Tak heran, bagi Ibu Salamah menulis buku itu menyenangkan. Selain sebagi eksistensi diri juga bisa menambah pundi-pundi uang.

Cita cita Bu Salamah yang belum tercapai adalah menulis novel. Ia berharap novelnya bisa difilmkan. Novel yang akan mencerikan kisah hidup guru ini judulnya ‘ME’. Baru 120 halaman dari target 600 halaman. Hingga saat ini, ia sudah menerbitkan 34 buku.

Saat ini jejaknya sudah banyak diikuti guru-guru di daerahnya, walaupun masih buku indi. Kalau rekan satu sekolahnya yang sekarng belum ada, karena semua gurunya hampir pensiun. Sarannya menjadi penulis buku mayor. Berjuang, semangat tetapkan langkah lurus ke jalan jangan tengok belakang nunduk ke bawah, lurus ke jalan hingga tujuan tercapai. Bravo

Di era pandemi covid-19, ia menulis ketika dikejar target. Ia bisa menyelesaikannya hanya dalam 2 minggu atau 1 bulan. Ia juga membuat video pembelajaran sambil nyambi ngajar online dan home visit. Setiap hari ia melakukan home visit. Satu anak durasinya 2.5 jam per datang atau sekali pertemuan. Itulah kegiatan mengajarnya di era pandemi.

Ibu Salamah yang suka mie dan hobi tidur, punya moto jadilah motivator bagi diri sendiri. Motivator terhebat adalah semangat yang bersal dalam diri sendiri. Untuk mengenalnya lebih dekat bisa berteman di facebook Salma Karyodinomo Saimin, instagram salma_abimanyu, channel youtube: channel salamah.

Tetapkan langkah, satukan otak, bulatkan tekad, lurus ke depan, raih semuanya, bravo, kita bisa kita mampu dan kita akan melewati setiap rintangan dengan mudah. Majulah guruku, majulah Indonesiaku. Bravo. Itulah kata-kata penutup dari Ibu Salamah, guru hebat dan tangguh.

https://yoyonsupriyono1968.blogspot.com/2020/08/menjadi-guru-hebat-dan-tangguh-ala-bu.html

1 thought on “Menjadi Guru Hebat dan Tangguh Ala Bu Salamah

Comments are closed.