PJJ Efektif dari Ufuk Timur dalam Membangun Pendidikan

Pendidikan adalah hak setiap insan yang berada dalam wilayah naungan merah mutih, termasuk kami yang berada dalam wilayah paling timur Indonesia. Dalam masa pandemi covid 19 yang memaksa seluruh tatanan menjadi berubah, tak tertinggal pula kami juga turut menyesuaikan.

 

Wilayah Papua yang sangat kompleks dengan ragam budaya dan geografisnya, menambah semarak dinamika dalam penyesuaian pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang sedang digalakkan.

Aliran listrik dan jaringan yang sering menjadi kendala, membuat semakin gigihnya para pejuang pendidikan agar mencari solusi yang efektif dalam memperjuangkan hak peserta didiknya untuk selalu mendapatkan pendidikan dan pembelajaran.

 

Berbagai strategi ditempuhnya, dengan tertatih-tatih merayap mencari terang dunia dalam era digital yang telah merambah dengan cepatnya. Semua bergarak dengan caranya, semua menjemput bola dengan kemampuannya. Berbagai webinar diikutinya, berbagai chanel ditelusurinya, hingga pada pembinaan-pembinaan yang dilaksanakan oleh berbagai event baik pemerintah maupun lembaga dan para pemerhati pendidikan. Hingga diperolehlah strategi yang jitu dalam memperjuangkan pendidikan untuk siswanya.

 

Kelas-kelas belajar online menjadi sebuah kewajiban. Akankah menjadi efektif ketika dilaksanakan di daerah Papua yang berkondisi demikian?

 

Sebuah tantangan besar bagi pendidik yang bertugas di sana. Selain kondisi geografis, budaya dan kondisi perekonomian pun turut melengkapi tantangan yang dihadapi para pendidik di Papua.

 

Berbagai aplikasi telah dipelajari. Berbagai media telah di lalui. Apalah arti semua tadi jika masyarakat tak mengerti. Sungguh sangat ironis sekali. Akhirnya ditempuhnlah strategi yang jitu yang sesuai untuk kondisi demikian.

 

Strategi PJJ

 

Startegi yang tepat yang dilakukan adalah dengan memberlakukan pembelajaran PJJ Kontekstual di Papua. Dalam pembelajaran PJJ kontekstual yang harus diperhatikan ada tiga hal yaitu:

 

  1. Individu siswa
  2. Kondisi Sosial
  3. Lingkungan

Ketiga hal tersebut menjadi perhatian yang memerlukan energi ekstra bagi para pendidik, karena beragamnya budaya dan alam serta kebiasaan dan keadaan masyarakat yang berbeda.

 

1.Individu

Para Pendidik harus memahami karakter dan latar belakang serta kondisi dan cara belajar yang dimiliki siswanya sebagai peserta didik. Guru harus bisa meneyesuaikan terhadap masing-masing siswa tersebut. Siswa yang memiliki tipe belajar Kinestetik akan berbeda dengan tipe auditori dan visual. Siswa yang memiliki daya tangkap cepat akan berbeda dengan yang memiliki daya tangkap kurang cepat, dll.

 

Guru harus menyesuaikan kondisi setiap siswa karena Guru/ pendidik memiliki tugas mendampingi peserta didik untuk mengantarkan perkembangannya menuju ke optimal sesuai jenjangnya.

 

2.Kondisi Sosial

 

Keadaan sosial setiap siswa berbeda-beda. Kondisi social bisa dilihat dari, Suku bangsa, penduduk, bahasa, agama, dan pendidikan. Kondisi social tersebut sangat berpengaruh terhadap kebiasaan siswa dalam bersikap dan berkarakter dalam belajar. Olehnya itu guru wajib menyesuaikan dalam kondisi yang ada di setiap siswa berada. Tidak hanya memahami kondisi social siswa, tetapi benar-benar guru wajib menyesuaikan agar siswa dapat berkembang kompetensinya sesuai jenjang usiannya.

 

Konsisi sosial ekonomi yang beragam menjadi dasar penyesuaikan pembelajaran daring yang akan dilakukan oleh guru.

 

3.Lingkungan.

 

Lingkungan yang dim aksud adalah secara luas. Lingkungan alam dan budaya turut mewarnai dalam perkembangan siswa ketika mengikuti pembelajaran. Guru harus memahami lingkungan budaya di tempat siswa bertada. Lingkungan alam kehidupan pantai akan berbeda dengan dengan lingkungan kehidupan di tempat yang memiliki matapencaharian berkebun. Di sini Guru haru dapat menyesuaikan.

 

Pembelajaran Daring dalam PJJ

 

Sebelum diberlakukan raring, terlebih dahulu dilakukan penyesuaian terhadap tiga hal di atas. Kemudian menetapkan satu media yang cocok, walaupun melalui berbagai uji coba dan evaluasi. Kekurangan dan kelebihan menjadi dasar dalam menentukan media yang akan diberlakukan. Bahan ajar yang digunakan pun bervariasai menyesuaikan kondisi dan materi.

 

Media yang telah digunakan dalam PJJ antara lain: Google Clasroom, Microsof Office 365, Microsof kaizila, Berbagai video conferens, Google form, kuiziz dll. Namun setelah dievaluasi hasilnya tidak efektif karena sebagian besar tidak bisa mengikuti dengan alas an tidak memiliki pulsa data saat itu.

Dari hasil evaluasi, akhirnya ditemukan sebuah media yang sedang diberlakukan dalam PJJ daring yaitu media Blog Pembelajaran.

 

Langkah yang ditempuh dalam pengguanaan Blog pembelajaran yaitu, guru membuat modul dengan metode pembelajaran yang digunakan dan ditulis dalam blog guru, kemudian link dibagikan melalui WAG kelas. Tugas yang dikerjakan siswa bisa dikirim melalui WA Guru atau Gofor yang dibuat guru.

 

Read Morehttps://penacantikrip.wordpress.com/2020/08/17/strategi-pengawas-sekolah-dalam-memotivasi-guru-di-era-digital/

Kesimpulan

 

Melalui Blog, siswa dapat mengakses materi pelajaran kapan pun ia mau setelah ia memiliki pulsa data, sehingga tidak memberatkan orang tua dan siswa. Belajarpun menjadi senang dan terwujudlah merdeka belajar.

 

Read Morehttps://penacantikrip.wordpress.com/2020/08/17/pembelajaran-kontekstual-papua-dalam-new-normal/

Contoh Blog Pembelajaran kelas 1 SDhttps://surisyifa.wordpress.com/2020/07/13/aku-da-teman-baru/

https://penacantikrip.wordpress.com/2020/08/17/dari-ufuk-timur-kami-turut-membangun-pendidikan/